Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan
yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan
kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi
terdiri atas dua aspek, yaitu :
• Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh
pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
• Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh
pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang
itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:
• Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan sendiri.
• Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan orang lain.
Wednesday, March 27, 2013
Teori pilihan Rasional
Teori pilihan rasional (Coleman menyebutkan”Paradikma tindakan rasional”) adalah satu-satu yang menghasilkan integrasi
berbagai paradikma sosiologi. Coleman dengan yakin menyebutkan bahwa
pendekatannya beroprasi dari dasar metodelogi individualisme dan dengan
menggunakan teori pilihan rasional sebagai landasan tingkat mikro untuk
menjelaskan fenomena tingkat makro.
Teori pilihan rasional oleh James S, Coleman
adalah tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu
(juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan. Teori pilihan rasional
memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang
mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya actor mempunyai tujuan dan
tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, actor pun dipandang
mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan
apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang
penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai
dengan tingkatan pilihan aktor.
Teori pilihan rasional Coleman tampak jelas
dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan
dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman
menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang
lebih tepat mengenai aktor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi dimana
memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer,2004).
Pengertian Teori Ekspektasi Rasional
Teori ekspektasi rasional (rational expectations) diajukan pertama kali oleh John F. Muth pada tahun 1961 pada tulisannya yang berjudul “Rational Expectations and the Theory of Price Movements”.
Teori ini kemudian dikembangkan oleh Robert E. Lucas Jr. untuk
memodelkan bagaimana agen ekonomi melakukan peramalan di masa yang akan
datang.
Sukirno (2006) menjelaskan bahwa ada 2 asumsi yang menjadi dasar teori ekspektasi rasional (rational expectations).
Pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi
bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan
mempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam
perekonomian. Keadaan yang berlaku di masa depan dapat diramalkan,
selanjutnya dengan pemikiran rasional dapat menentukan reaksi terbaik
terhadap perubahan yang diramalkan akan berlaku. Akibat dari asumsi ini,
teori ekspektasi rasional mengembangkan analisis berdasarkan
prinsip-prinsip yang terdapat dalam teori mikroekonomi yang juga
bertitik tolak dari anggapan bahwa pembeli, produsen, dan pemilik faktor
produksi bertindak secara rasional dalam menjalankan kegiatannya.
Asumsi kedua adalah semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan
dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke arah perubahan
yang berlaku. Asumsi kedua ini sesuai dengan pendapat ahli-ahli ekonomi
klasik, dan merupakan salah satu alasan yang menyebabkan teori ini
dinamakan new classical economics. Menurut asumsi kedua,
tingkat harga dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalami perubahan.
Kekurangan penawaran barang akan menaikkan harga, dan kelebihan
penawaran mengakibatkan harga turun. Buruh yang berkelebihan akan
menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh akan menaikkan upah mereka.
Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap
akan diketahui oleh semua pelaku kegiatan ekonomi di berbagai pasar.
Golongan
ekspektasi rasional melahirkan pemikiran mengenai hipotesis pasar efisien. Mankiw (2006) menjelaskan bahwa ada sebuah cara dalam memilih
saham untuk portofolio, yaitu memilih secara acak. Alasan dari cara ini
adalah hipotesis pasar yang efisien (efficient markets hypothesis).
Asumsinya adalah semua saham sudah dinilai tepat sepanjang waktu karena
keseimbangan penawaran dan permintaan mengatur harga pasar. Pasar saham
dianggap mencerminkan semua informasi yang tersedia mengenai nilai
sebuah aset. Harga-harga saham berubah ketika informasi berubah. Kalau
ada berita baik mengenai prospek suatu perusahaan, nilai dan harga saham
sama-sama naik. Tapi, pada saat kapan pun, harga pasar adalah perkiraan
terbaik dari nilai perusahaan yang didasarkan atas semua informasi yang
tersedia
Subscribe to:
Posts (Atom)